Selasa, 10 Februari 2009

Awas Bahaya Laten Nyontek(baGi Anak SekolaH)


“Hei bud.. ni kertasnya” Rudi berbisik sambil melemparkan sebuah kertas lungset yang diremas.
Lalu Budi mengambilnya dan menuliskan sesuatu di balik kertas itu dan mengembalikannya pada Rudi.
Ternyata di kertas tadi Budi menuliskan:
“Mau pintar??. Makanya belajar”
Dan akhirnya Rudi ketahuan seorang pengawas yang mengawasi jalannya ulangan.
Itulah contoh iklan salah satu minuman suplemen otak yang perlu kita ambil hikmahnya.

Nyontek, ngerepek,dan kawan-kawan, menurut kamus bahasa gaul cap kaki tiga artinya mencuri jawaban dari kertas ulangan teman atau bekerjasama dalam pelaksanaan ulangan atau yang lebih parah lagi adalah melihat buku saat pelaksanaan ulangan (kalo ulangannya open book ya ga papa(emangnya ulangan open book ada ya?)).
Itulah yang akan kita bahas pada kesempatan yang berbahagia ini.
Sebelum saya mulai, Sekarang saya mau tanya, kira-kira apa sih yang sekarang di Negara Indonesia tercinta ini lagi banyak-banyaknya dan makin membudidaya dan mungkin sedang dilestarikan oleh warga Indonesia. Baik dari golongan pemerintahan, maupun dari kalangan tukang tembel ban sekalipun itu??.
Kalo kamu jawab KORUPSI jawaban kamu 99% bener (1%nya InsyaAllah buat kebiasaan/ kegiatan yang positif)

Kalo saya mau ngajak mikir tentang apa aja dampak dari korupsi pasti kamu udah apal banget kan? Mulai dari kelaparan, kekeringan, mungkin lebih parah lagi kematian. Tapi kalo saya ajak mikir kenapa hati nurani mereka bisa tertutup alias membatu ketika melakukan perbuatan haram yang disebut korupsi tersebut. Padahal sebenarnya dalam diri manusia ada organ tubuh yang bernama hati yang tidak pernah berdusta sekalipun. Saya ambil contoh, ketika ada orang yang meminta-minta dijalan, apa suara hati kita? Pada saat itu suara hati yang timbul dalam hati nurani kita adalah kasihan dan ingin membantunya supaya beban hidupnya tidak seberat itu. Tapi suatu saat ada semacam penutup hati yang menyebabkan hati yang jujur tersebut tidak mampu kita dengar. Penutup itulah yang disebut EGO.
Tapi kalo penyebab mengapa korupsi itu sendiri belum disadari menjadi perbuatan yang merugikan, sesungguhnya itu disebabkan karena adanya kebiasaan buruk yang diulang-ulang yang berlangsung dalam tempo yang lumayan lama. Karena keburukan itu diulang-ulang, akhirnya menjadi kebiasaan yang dianggep baik. Misalnya saja ada anak kecil yang biasa ngelihat adegan ciuman atau pegangan tangan di acara sinetron di televisi, lalu karena perbuatan itu diulang-ulang dan orang tua mereka tidak mengawasi anaknya dan tidak pernah mengoreksi perbuatan buruk yang dilihat oleh sang buah hati, maka sampai dewasa sekalipun ia akan menganggap bahwa ciuman atau pegangan tangan dengan lelaki atau perempuan yang bukan muhrimnya (ga halal) adalah bukan perbuatan tercela.(padahal perbuatan ini jelas-jelas ga mencerminkan sama sekali siswa yang berlabel muslim kan??)

Sebenarnya apa sih kalo kita hubungkan sama kita selaku siswa-siswi SMA??..
Ya udah deh..Penulis mau tanya sekali lagi.. Kira sama ga sih KORUPSI dengan MENYONTEK?
(Apakah KORUPSI = MENYONTEK??) Tanya kenapa??

Bahas yuk..

Berdasarkan survei yang diadakan penulis, kira-kira ada 60% dari siswa-siswi sebuah SMA di Surabaya yang melakukan kebiasaan buruk itu, dan sisanya 40% Jujur dengan sepenuh tanggung jawab mengerjakan ulangan berdasarkan kesadaran diri untuk mengerjakan tanpa ada kecurangan dalam mengerjakannya. Mereka sadar bahwa ulangan ini adalah sebagai tolok ukur. Dan kira-kira ada 15% guru yang membiarkan siswa-siswinya yang jelas melakukan tindakan tersebut.

Ada juga kisah nyata yang diceritakan oleh salah seorang wakasek kurikulum di Surabaya. Seseorang yang bernama X ia sangat hobi menjadi tokoh sentral saat ulangan alias menjadi orang yang paling ditunggu-tunggu waktu ulangan. Ia selalu menjadi orang yang memberikan jawaban-jawaban ulangan kepada semua teman-temannya. Lalu ketika si X ini di introgasi oleh nara sumber tentang mengapa ia begitu rajin memberikan jawaban kepada teman-temannya si X ini hanya tersenyum sambil menjawab,
”Pak, sekarang saya sedang membunuh teman-teman saya, sehingga saingan saya nanti saat UN dan SPMB menjadi berkurang dan mungkin akan habis.”

Sungguh kurang ajar orang ini.. jangan biarkan pembunuh darah dingin ini memamah biak di negeri kita tercinta.
Bayangkan, bila siswa kelas XII yang akan menghadapi UN, SPMB & PMDK pada dasarnya bila didalam mengerjakan ulangan sehari-hari masih mengandalkan kerepekan, jawaban teman dan lain-lain.
Coba bayangkan sekali lagi, bila seandainya seluruh siswa-siswi di Indonesia tidak pernah jujur dalam mengerjakan ulangannya. Lalu mereka menghalalkan segala cara untuk menjadi seorang yang berduit (kenyataannya aja ada koq. Misalnya: pemalsuan ijazah). Truz ketika mereka menjadi orang sukses tanda kutip alias sukses ”pura-pura” truz mereka menjadi orang penting (misalnya menjadi anggota dewan yang memikirkan nasib rakyat (katanya sih..)) gimana jadinya??

Gini aja, bayangin kalo seluruh dokter di Indonesia itu sebenarnya tidak lolos uji atau hanya dengan menggunakan uang pelicin untuk menjadi seorang dokter berjas putih dan stetoskop yang menggantung di lehernya. Truz dokter di seluruh indonesia ga ada satupun yang bisa nyembuhin penyakitnya satu orang pun, dan paling banter mungkin bakal terjadi MAL PRAKTEK. Yang harusnya penyakitnya cuma pilek, gara-gara ngawur kasih obat, jadi sakit jantung, kencing manis dan penyakit-penyakit lain yang diakibatkan oleh salah penggunaan obat. Hiii Takuut…

Jadi kelihatan kan kalo penyebab utama korupsi di Indonesia adalah karena bibit-bibit putra-putri bangsanya saja sudah melakukan tindakan korupsi kecil-kecilan yang disebut nyontek itu sejak dari bangku sekolah.. (gimana kalo udah sukses??).

Ayo Saatnya kita berubah nih..

Penulis yakin banget bahwa ga ada agama diantara kita yang menganjurkan untuk melakukan sebuah kegiatan positif dengan menghalalkan berbagai cara. Apalagi Islam, yang aturannya konkrit, konkrit dan konkrit.

Kesuksesan sebenarnya adalah ketika kita menyadari kekurangan kita dan mengoreksinya agar suatu ketika bila menghadapi masalah yang sama kita dapat mengatasinya dengan baik. Ingat!! Bukan menutupi kekurangan kita dengan kebobrokan orang lain.
Yakinlah terhadap kemampuan diri kita. Kita bisa. Kita pasti bisa.Oke??

“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS Ar-Ra’d ayat 11)

Kesuksesan itu tidak dilihat dari beberapa kali mereka mendapat kegagalan, tapi dilihat dari berapa kali ia bangkit dari kegagalan (Abu Bakar RA)

Jujur adalah mata uang yang berlaku dimana-mana (Pepatah)

“Mau pintar??. Makanya belajar”(Iklan Suplemen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar